Hujan Reda, Lafaz "Allah" Mucul di Rumput

Rabu, 31 Oktober 2012
Hujan Reda, Lafaz "Allah" Mucul di Rumput

Laporan Zainun Yusuf | Blangpidie



SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE
- Pascahujan dan petir yang melanda kawasan Kabupaten Abdya Selasa (30/10) sore, masyarakat dikejutkan dengan munculnya tulisan berlafaz â??Allahâ?. Tulisan itu muncul di atas rumput dekat pinggir jalan atau dekat pagar rumah milik Sinas, warga Desa/Gampong Gadang atau depan gedung SD Negeri Gadang, Kecamatan Susoh.
 
Abdul Rani, salah seorang warga yang ditemui Serambinews.com di sekitar lokasi, menjelaskan, tulisan itu muncul setelah hujan reda.
 
Informasi menarik tersebut segera menyebar, tidak lama kemudian masyarakat mengalir ke lokasi sehingga jalan Desa/Gampong Gadang sempat macet tidak bisa dilintasi mubil. Sampai Rabu sore rantusan warga dari Kecamatan Susoh dan Blangpidie memadati lokasi.
 
Mereka berdesakan untuk dapat mengabadikan fenomena alam itu dengan kamera hand phone. Sejumlah warga kemudian melindungi permukaan rumput yang memunculkan tulisan arab itu dengan meletak potongan kayu berbentuk segi empat.
 
Informasi diperoleh Serambinews.com di lokasi muculnya tulisan tersebut, tulisan itu muncul menebal di atas permukaan rumput dan beberapa saat kemudian memudar. 

Jembatan Gampong Gantung belum Difungsikan

Selasa, 30 Oktober 2012
Jembatan Gampong Gantung belum Difungsikan

* Rampung Desember 2011

SIGLI - Jembatan yang menghubungkan Gampong Gantung- Meunasah Krueng, Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie, telah rampung dikerjakan pada Desember 2011 lalu. Namun, hingga kini jembatan yang dibangun menggunakan dana Otsus dengan anggaran Rp 1 miliar lebih itu belum difungsikan.

Masyarakat di Kemukiman Asa Kumbang dan Blang Gapu, Kecamatan Kembang Tanjong, meminta kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk segera memfungsikan jembatan permanen tersebut. Sekdes Gampong Krueng, Fadli, kepada Serambi Senin (29/10) mengatakan, akibat belum difungsikan jembatan yang oleh masyarakat menyebutnya dengan jembatan rimueng itu warga terpaksa menggunakan jembatan darurat sebagai sarana penyebrangan sehari-hari.

Kata Fadli, saat ini kondisi jembatan darurat itu telah rusak. Bahkan, saat ini lantai jembatan itu telah bolong-bolong. Sehingga menyulitkan warga saat melintas di jembatan itu. “Memang jika diperhatikan kondisi jembatan darurat tersebut tidak layak lagi digunakan. Tapi, karena tidak adanya sarana lain, mau tidak mau warga harus menggunakan jasa jembatan darurat tersebut,” katanya.

Said Safwatullah, seorang warga lainnya menjelaskan, seharusnya Pemkab mempercepat memfungsikan jembatan tersebut. Kata Said, salah satu penyebab belum difungsikan jempatan itu karena oprit belum ditimbun. Selain itu, katanya, timbunan jalan itu juga terkena lahan milik warga, sehingga Pemkab harus membebaskan lahan tersebut, dengan ganti rugi. Lahan yang harus diganti rugi itu terletak di Gampong Krueng. “Pemkab sedianya membayar ganti rugi tanah milik warga tersebut, agar penimbunan oprit jembatan tidak terkendala,” katanya.(naz)

Oprit belum Ditimbun

Plt Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Pidie, Muhammad Nazar ST MT, yang dihubungi Serambi Senin (29/10) mengatakan, belum difungsikan jembatan rimueng di Kecamatan Kembang Tanjong, lantaran oprit pada jembatan tersebut belum ditimbun.

“Rencana kami oprit jembatan itu akan ditimbun pada tahun 2013. Adapun pembebasan lahan milik warga yang digunakan untuk pembangunan jalan di dekad jembatan itu akan dilakukan pada tahun ini,” katanya. Dikatakan, jembatan permanen tersebut telah rampung dikerjakan Desember 2011, dengan sumber dana Otsus sekitar Rp 1 miliar lebih.(naz)

KNPI Aceh Utara Vakum

Minggu, 28 Oktober 2012
KNPI Aceh Utara Vakum

LHOKSUKON - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Aceh Utara telah vakum (tanpa aktivitas) selama hampir satu periode. Informasi dihimpun Serambi, kondisi ini telah berlangsung sejak berakhirnya era kepemimpinan TS Sani pada kepengurusan periode 2005-2008.

Keprihatinan terhadap kondisi organisasi pemuda yang sangat bergengsi ini, kembali mencuat menjelang peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober yang jatuh tepat pada hari ini. Ketua KNPI Kecamatan Dewantara, Iskandar Ali, adalah salah satu orang yang mengutarakan keprihatinannya atas kondisi tersebut.

“Setelah kepengurusan periode 2005-2008 pimpinan ketua TS Sani berakhir, sampai saat ini belum ada penetapan pengurus baru. Semua aktivitas terhenti, termasuk keterlibatan KNPI dalam memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober,” ungkap Iskandar kepada Serambi Sabtu (27/10).

Ia menambahkan, saat ini kondisi Kantor KNPI yang terletak di dekat Korem 011/LW juga tidak terurus. Seharusnya, kata dia, kantor tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pemuda di Aceh Utara dan Lhokseumawe.

Parahnya lagi, kata Iskandar, keadaan ini berdampak tidak baik terhadap aktivitas KNPI di 27 kecamatan dalam kabupaten Aceh Utara. “Kami tidak ada induknya bagaimana melakukan aktivitasnya. Seharusnya DPD-I KNPI Aceh selaku orang tua kami, segera bersikap. Bukan malah membiarkan organisasi vakum,” jelas Iskandar.

Menurut Iskandar, kondisi vakum ini mulai terjadi setelah gagalnya pemilihan pengurus periode 2009-2012, dalam Musda ke-10 yang berlangsung 7 Februari 2009 lalu. Musda yang sempat memunculkan dua kandidat ketua, Ismed Nur H Hasan (43) dan T Hasansyah SH (40), berakhir tanpa keputusan. Sehingga Ketua KNPI Aceh Utara dipegang oleh pengurus DPD-I KNPI Aceh.

Beberapa kader KNPI Aceh Utara meminta DPD-I KNPI Aceh bersikap arif dan memberikan mandat untuk pemilihan pengurus baru yang semuanya terdiri dari pemuda Aceh Utara.

Mantan wakil ketua periode lalu, H Fakhrurrazi SH yang juga panitia pelaksana muscab tahun 2009, mengakui Muscab DPD-II KNPI tanggal 7 Februari 2009 berakhir tanpa hasil.

“Namun, dalam musyawarah itu telah menghasilkan pemilihan dua calon dan pembentukan formatur. Tapi penentuan siapa akan jadi pengendali organisasi pemuda Aceh Utara, nanti akan ditentukan pengurus DPD-I KNPI Aceh, dan presidium dalam waktu tidak dibatasi,” kata Fakhrurrazi yang kini menjabat Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, saat dihubungi Sabtu (27/10).(ib)

Sangat Kita Sesali

MEMANG benar Pengurus KNPI Aceh Utara sudah satu periode tanpa aktivitas apapun. Malah kantor KNPI sudah berdebu tanpa kegiatan. Seharusnya kantor yang cukup luas itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kepemudaaan.

Kita sudah melakukan koordinasi dengan pengurus DPD-I KNPI Aceh, tapi sepertinya belum disikapi secara serius. Sangat disesali lagi, Ketua DPD-KNPI Aceh telah tiga kali menyatakan akan hadir untuk membentuk rapat, tapi belum dipenuhi, sehingga beginilah kami. Mengenai hari Sumpah Pemuda yang diperingati besok (hari ini-red) terlaksana atas kesadaran pribadi masing-masing, bukan atas nama pengurus.
* Yusli M Ali, wakil sekretaris DPC-KNPI pada kepengurusan yang lama.(ib)

Segera Turunkan Tim

KITA juga cukup prihatin dengan vakumnya KNPI Aceh Utara. Insya Allah permasalahan ini akan kita tuntaskan pada bulan November ini. Kita akan turunkan tim mediasi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi saat musda lalu. Tim ini terdiri dari saya selaku Ketua DPD-I, Wakil Ketua Bidang Organisasi Edwar M Nur, dan koordinator wilayah Aceh Utara, T Alfiansyah SH dan M Yusuf Hambay SE.   

Kita berharap momentum Sumpah Pemuda tahun ini akan kembali mempersatukan seluruh elemen pemuda yang bernaung di OKP dan juga KNPI di Aceh Utara. Untuk mencapai keadaan ini, kita berharap semua pihak untuk menerima apapun keputusan yang akan diambil pada musyawarah nantinya, agar para pemuda Aceh Utara, kembali memiliki perangkat untuk menyampaikan aspirasi dalam pembangunan Aceh Utara ke depan.
* Ihsanuddin MZ SE, Ketua DPD KNPI Aceh.(nal)

Mantan Rektor: Segera Bentuk Tim Penegerian UTU

Mantan Rektor: Segera Bentuk Tim Penegerian UTU

MEULABOH - Mantan Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Drs Alfian Ibrahim MS mengharapkan Bupati Aceh Barat, HT Alaidinsyah segera memanggil Ketua Yayasan Pendidikan Teuku Umar (YPTU), Rusmahdi SH dan Rektor UTU, Ir Abdul Malik Ali MSi, untuk segera duduk bersama membahas pembentukan tim penegerian UTU.

â??Saya mendapat SMS dari tim visitasi dari Dikti Kemendikbud, Pak Sudrajat bahwa mereka saat ini sedang menunggu serah terima aset ke Kemendikbud sebagai syarat penegerian,â? ujar Alfian.

Kepada Serambi, Sabtu (27/10), Alfian mengatakan, dengan segera duduk bersama maka akan dilahirkan sebuah tim yang terdiri dari komponen Pemda, DPRK, Yayasan, UTU, dan tokoh masyarakat. Tim ini antara lain perlu mempercepat proses penyelesaian soal sertifikat tanah, menyelesaikan dokumen serah terima aset  gedung dari berbagai sumber dana pembangunan baik dari APBA, APBK, BRR, dan Media Grup.

Menurutnya, setelah itu baru tim mendampinggi Dikti dalam mempresentasikan ke Menpan, apalagi tim visitasi dari Dikti yang sudah turun pada bulan lalu ke UTU sudah menyatakan komit sehingga ini harus dipergunakan dengan baik.

â??Karena itu, bupati perlu segera memanggil para pihak duduk bersama sehingga UTU yang merupakan kebanggaan pantai barat-selatan Aceh ini bisa segera menjadi universitas pertama negeri di pantai barat-selatan Aceh,â? kata Alfian yang juga mantan Purek IV Unsyiah Banda Aceh ini.(riz)

Rumah Muzakir Manaf Dilempari Batu

Rabu, 24 Oktober 2012
Rumah Muzakir Manaf Dilempari Batu

Laporan Misran Asri | Banda Aceh



SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH
- Rumah Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, Rabu (24/10/2012) siang dilempari orang tak dikenal. Pelemparan itu, menurut warga sekitar dilakukan sekitar 15 orang dengan mengendarai sepeda motor.

Satu unit mobil milik Hasan Sabun, salah satu anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) juga menjadi sasaran pelemparan. Salah satu kaca mobil tersebut pecah.

Rumah yang terletak di Jl. Makam T Nyak Arief, Kompleks Cut Oen, Lorong 1, Desa Meunasah Papeun, Krueng Barona Jaya, Aceh itu pernah dihuni Muzakir Manaf sebelum menjadi wakil gubernur dan saat ini rumah tersebut dijadikan mess KPA.

Informasi yan dihimpun Serambinews.com dari warga sekitar, kejadian pelemparan rumah Muzakir Manaf itu cukup mengejutkan warga.

"Ada sekitar 15 orang mengendarai sepeda motor, mereka kabarnya mau ketemu Muallem, tapi tidak berhasil. Lalu mereka pulang dan melempari rumah tersebut," kata warga yang enggan disebutkan namanya.

Pantauan Serambinews.com Rabu malam, terlihat kaca rumah pecah. Situasi sekitar rumah terlihat sepi. Sementara sejumlah wartawan terlihat masih di lokasi rumah tersebut.

Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK kepada Serambinews.com mengatakan, pelaku pelemparan tersebut juga anggota KPA.

"Yang lempar itu dari Anggota KPA juga kok. Karena sejauh ini tidak ada yang keberatan, sehingga tidak dipermasalahkan lebih jauh," Kata Kapolresta

Menurut Kombes Pol Mofan MK,  anggota KPA itu disebut-sebut ingin menjumpai Wakil Gubernur Aceh di sana. Tapi, Pak Muzakir tidak ada di sana.  "Mungkin karena kesal dan gagal menemui Pak wakil Gubernur, sehingga kekesalan itu dilampiaskan dengan melempar kaca mess itu," ungkap Moffan.(*)

 

Aceh Online Copyright © 2011-2012 Supported by: Aceh Barat News | Powered by Blogger